SUTIL HAMA JUMUR TUTOR, Strategi Pembelajaran Tahfidz MTsN 2 Bantul
Hari Sabtu, 18 Maret 2023 kemarin di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Bantul (MTsN 2 Bantul) dilaksanakan Wisuda Tahfidz dalam rangka Harlah Madrasah. Kegiatan wisuda ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2018 dan menjadi salah satu implementasi dari penguatan program tahfidz di madrasah.
Tidak seperti tahun sebelumnya, wisuda tahfidz kali ini pesertanya cukup banyak. Ada 133 siswa yang mengikuti wisuda, sehingga kita harus menyiapkan panggung yang cukup besar agar bisa menampung semua wisudawan. Tahun sebelumnya (2022) ada 89 wisudawan.
Kenaikan jumlah wisudawan tahfidz ini tidak terlepas dari usaha madrasah yang terus berupaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran tahfidz melalui inovasi-inovasi. Salah satu inovasi yang dilaksanakan di MTsN 2 Bantul adalah pembelajaran Tahfidz dengan strategi Sutil Hama Jumur Tutor.
Mengapa strategi ini diterapkan?
Program tahfidz ini sudah menjadi program mandatory Kanwil Kemenag DIY sejak tahun 2018. Seluruh madrasah negeri harus melaksanakannya. Target yang harus dicapai untuk tingkat MTs adalah juz 1. Sehingga siswa kelas IX yang akan lulus, harus sudah menyelesaikan hafalan juz 1.
Namun ternyata target itu sulit dicapai. Paling tidak itulah yang terjadi di MTsN 2 Bantul. Ketika saya masuk ke MTsN 2 Bantul tahun 2020, data yang ada menyebutkan bahwa lulusan kelas IX kurang dari 15% yang bisa menyelesaikan hafalan juz 1. Demikian juga wisudawan yang ikut pada event wisuda yang dibarengkan dengan kegiatan Harlah madrasah. Minim sekali, terakhir hanya 18 yang ikut wisuda.
Dari analisis data yang dilakukan, ada 2 hal yang menyebabkan mereka tidak bisa menyelesaikan hafalan yang menjadi target tersebut.
1. Tidak adanya dorongan bagi mereka untuk membaca dan menghafal al-Qur'an. Ini karena lingkungan mereka bukanlah lingkungan pesantren, tapi lingkungan awam.
2. Tidak adanya dukungan dari stake holder madrasah yang lain terhadap program tahfidz ini. Program ini hanya diserahkan kepada guru tahfidz yang hanya 2 orang untuk menangani 480 siswa.
Nah, Sutil Hama Jumur Tutor ini mengatur mereka agar bisa sering membaca dan menghafal al-Qura'n pada waktu-waktu tertentu, juga mengatur keterlibatan para pihak dalam program tahfidz ini. Sehingga progrm ini menjadi program keroyokan bersama.
Apa itu Sutil Hama Jumur Tutor?
SUTIL
Sutil adalah
singkatan dari Subuh Tilawah. Kegiatan ini dilakukan pada waktu setelah sholat
subuh. Pada kegiatan ini yang dilakukan adalah membaca. Hanya membaca saja
tanpa menghafal. Namun aktivitas membaca ini dilakukan berulang-ulang hingga
minimal 10 kali atau jika diukur waktu maksimal 30 menit. Yang dibaca adalah
surat atau ayat yang menjadi target di kelasnya.
Kenapa
harus membaca al-Qur’an di waktu subuh?
Ada
beberapa pertimbangan yang diambil ketika menetapkan waktu subuh sebagai waktu
untuk melakukan kegiatan tilawah/membaca al-Qur’an, dan bukan untuk
menghafalkan.
a. Waktu subuh
adalah waktu pertama manusia melakukan aktifitas setelah semalaman beristirahat
dengan tidur. Dengan membaca al-Qur’an di waktu Subuh, kita sudah mengawali
aktifitas hari itu dengan sesuatu yang baik. Mata kita baru mulai terbuka dan
akan terbuka seharian melihat banyak hal. Dan hal pertama yang kita lihat
adalah ayat al-Qur’an.
b. Dengan adanya
aktifitas Subuh Tilawah, para siswa akan terbiasa bangun Subuh. Karena dari
hasil penelusuran para guru di madrasah, ternyata banyak siswa madrasah yang
tidak sholat Subuh karena bangun kesiangan.
c. Karena
merupakan aktifitas pertama, maka waktu
Subuh lebih tepat digunakan untuk membaca saja dan bukan untuk menghafal.
Karena membaca lebih ringan daripada menghafal.
HAMA
Hama
singkatan dari Hafalan Maghrib. Kegiatan ini merupakan kegiatan menghafal ayat
atau surat yang menjadi target hafalan pada setiap pekannya. Dengan target
hafalan minimal hanya 3-5 ayat setiap pekan, sangat mungkin sekali akan dapat
dicapai. Sebab kegiatan SUTIL dan HAMA ini dilakukan selama 4 hari, yaitu hari
Senin-Kamis. Jika para siswa mengulang bacaan 3-5 ayat tersebut minimal 10 kali
dalam 4 hari pada kegiatan SUTIL, maka menghafal di waktu Maghrib tentu akan
lebih mudah karena ayatnya sudah dibaca berulang-ulang.
JUMUR
Jumur
singkatan dari Jumat Murojaah. Kegiatan ini merupakan kegiatan mengulang-ulang
semua hafalan yang sudah pernah dilakukan. Bisa dilakukan di waktu subuh maupun
maghrib. Atau mungkin di waktu-waktu yang lain jika hafalannya sudah cukup
banyak. Namun jika ayat atau surat yang dimurojaah belum banyak, waktu subuh
dan maghrib sangat cukup untuk digunakan.
Kegiatan
murojaah dalam menghafal al-Qur’an ini sangat penting. Sebab tanpa murojaah
yang terprogram, hafalan yang sudah pernah ada bisa lupa atau hilang. Menghafal
itu mudah, namun mempertahankan hafalan itu yang sulit. Karena itu kita harus
menetapkan waktu khusus untuk murojaah.
TUTOR
Tutor
singkatan dari Sabtu Setoran. Kegiatan ini dilakukan setiap hari Sabtu, dimana
setiap siswa diminta untuk setoran hafalan kepada guru yang sudah ditunjuk
sebagai guru penerima setoran hafalan.
Ayat atau surat yang disetorkan adalah ayat dan surat yang menjadi
target di pekan itu. Jika waktu masih memungkinkan, bisa ditambah dengan ayat
atau surat yang sudah dihafalkan pada minggu-minggu sebelumnya.
Guru yang
menerima setoran atau guru tutor ini bukan saja diambilkan dari guru Tahfidz di
madrasah, namun juga guru-guru mapel lain yang dipandang mampu untuk sekedar
menyimak hafalan siswa. Sebab dengan siswa yang berjumlah 480 tidak mungkin
dapat terlayani oleh 3 orang guru tahdidz.
Bagaimana hasilnya? dalam 2 tahun penerapan strategi ini, alhamdulillah jumlah wisudawan meningkat drastis, dan jumlah siswa kelas IX yang menyelesaikan hafalan juz 1 pada tahun ajaran 2022 hampir 100%, hanya 1 siswa yang tidak tuntas.
Posting Komentar untuk "SUTIL HAMA JUMUR TUTOR, Strategi Pembelajaran Tahfidz MTsN 2 Bantul"