Melejitkan Madrasah Tahfidz dengan Strategi 'SUTIL HAMA JUMUR TUTOR'
Target program tahfidz untuk jenjang MTs adalah
hafal Juz 1 ketika lulus kelas IX. Namun menurut data dan wawanca dengan
pengampu tahfidz di MTsN 2 Bantul, Eni Munawarah dan Isnan Rosyid (Juni 2021),
siswa yang mencapai target hafalan di kelas VII dan VIII hanya sekitar 17% pada
masa pandemi Covid-19 ini. Sedangkan untuk kelas IX hanya ada sekitar
11% siswa yang bisa menyelesaikan target hafalan 1 juz. Data capaian target
dalam 3 tahun pelajaran terakhir adalah sebagai berikut:
Tahun Pelajaran |
Jumlah siswa Kelas
IX |
Tuntas Tahfidz |
Prosentase |
2018/2019 |
160 |
35 |
21,8% |
2019/2020 |
159 |
55 |
34,5% |
2020/2021 |
161 |
18 |
11,9% |
Dari data di atas, dapat kita ketahui
bahwa pada saat pandemi covid-19 yang disusul dengan kebijakan pembelajaran
jarak jauh, prosentase siswa yang dapat menuntaskan target hafalannya sangat
rendah. Tahun pelajaran 2020/2021 adalah tahun dimana pandemi covid-19 terjadi,
dan pembelajaran dilakukan secara daring. Selama 1 tahun penuh tidak terjadi
pembelajaran tatap muka, karena para guru juga melaksanakan kebijakan Work
From Home (bekerja dari rumah)
Beberapa kendala yang dihadapi madrasah
dalam menjalankan program tahfidz pada masa pandemi ini diantaranya adalah;
1) mapel tahfidz hanya dijadwal 1 jam
sepekan melalui daring. Hal ini karena mengikuti kebijakan pemerintah yang
membatasi kegiatan pembelajaran siswa pada masa pandemi. Sehingga pengaturan
jadwal dibuat minimalis.
2) program tahfidz hanya dibebankan kepada guru tahfidz. Dengan
jumlah siswa sebanyak 490, tenaga guru tahfidz yang hanya berjumlah 3 orang
sangatlah kurang, apalagi harus melakukan pembelajaran secara daring
Melihat kondisi itu penulis berinisiatif membuat terobosan dalam pelaksanaan program tahfidz ini dengan strategi Sutil Hama Jumur Tutor yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2021/2022 ini. Strategi ini mengatur keterlibatan orangtua/wali dan warga madrasah lainnya (selain guru tahfidz) lebih besar dalam program tahfidz ini. Sehingga program mandotori yang sudah menjadi program unggulan madrasah ini dapat didukung oleh seluruh stake holder madrasah.
Strategi ini pada awalnya memang
dimaksudkan untuk mengatasi pembelajaran tahfidz pada masa pandemi, namun pada
akhirnya bisa juga diterapkan pada masa new normal. Sebab data sebelum pandemi
pun menunjukkan bahwa target hafalan siswa juga masih rendah, dan penyebabnya
pun sama, yaitu kurangnya keterlibatan semua pihak dalam program ini.
Apa itu Sutil Hama Jumur Tutor
Pada dasarnya seseorang hafal dengan
sesuatu adalah karena terbiasa. Orang hafal rute suatu jalan karena sering lewat. Seseorang hafal syair
sebuah lagu karena sering menyanyikannya. Orang hafal surat al-Fatihah karena setiap
sholat dibaca minimal 17 kali sehari, dan seterusnya.
Demikian juga menghafal al-Qur’an. Yang
terpenting adalah sering membaca dan mengulang-ulang bacaan itu. Jika itu tidak
dilakukan, maka akan sulit seseorang dapat menghafalkan al-Qur’an. Inilah kemudian
yang mendorong penulis untuk menerapkan strategi Sutil Hama Jumur Tutor.
Strategi ini mendorong siswa agar bisa senantiasa membaca dan mengulang-ulang
ayat yang menjadi target hafalannya.
Sutil
Sutil adalah singkatan dari Subuh
Tilawah. Kegiatan ini dilakukan pada waktu setelah sholat subuh. Pada kegiatan
ini yang dilakukan adalah membaca. Hanya membaca saja tanpa menghafal. Namun
aktivitas membaca ini dilakukan berulang-ulang hingga minimal 10 kali atau jika
diukur waktu maksimal 30 menit. Yang dibaca adalah surat atau ayat yang menjadi
target di kelasnya.
Hama
Hama singkatan dari Hafalan Maghrib.
Kegiatan ini merupakan kegiatan menghafal ayat atau surat yang menjadi target
hafalan pada setiap pekannya. Dengan target hafalan minimal hanya 3-5 ayat
setiap pekan, sangat mungkin sekali akan dapat dicapai. Sebab kegiatan Sutil
dan Hama ini dilakukan selama 4 hari, yaitu hari Senin-Kamis. Jika para
siswa mengulang bacaan 3-5 ayat tersebut minimal 10 kali dalam 4 hari pada
kegiatan Sutil, maka menghafal di waktu Maghrib tentu akan lebih mudah
karena ayatnya sudah dibaca berulang-ulang.
Jumur
Jumur singkatan dari Jumat Murojaah. Kegiatan ini
merupakan kegiatan mengulang-ulang semua hafalan yang sudah pernah dilakukan.
Bisa dilakukan di waktu subuh maupun maghrib. Kegiatan murojaah dalam menghafal
al-Qur’an ini sangat penting. Sebab tanpa murojaah yang terprogram, hafalan
yang sudah pernah ada bisa lupa atau hilang. Menghafal itu mudah, namun
mempertahankan hafalan itu yang sulit. Karena itu kita harus menetapkan waktu
khusus untuk murojaah.
Tutor
Tutor singkatan dari Sabtu Setoran.
Kegiatan ini dilakukan setiap hari Sabtu, dimana setiap siswa diminta untuk
setoran hafalan kepada guru yang sudah ditunjuk sebagai guru penerima setoran
hafalan. Ayat atau surat yang disetorkan
adalah ayat dan surat yang menjadi target di pekan itu. Jika waktu masih
memungkinkan, bisa ditambah dengan ayat atau surat yang sudah dihafalkan pada
minggu-minggu sebelumnya.
Guru yang menerima setoran atau guru
tutor ini bukan saja diambilkan dari guru Tahfidz di madrasah, namun juga
guru-guru mapel lain yang dipandang mampu untuk sekedar menyimak hafalan siswa.
Sebab dengan siswa yang berjumlah 490, tidak mungkin dapat terlayani oleh 3
orang guru tahfidz.
Terdapat 15 rombongan belajar (rombel) di
MTsN 2 Bantul dengan rata-rata setiap rombel 32 siswa. Setiap rombel dibagi 2
kelompok guru Tutor. Sehingga jumlah seluruh guru Tutor yang dibutuhkan adalah
30 orang.
Pelaksanaan Program
Strategi Sutil Hama Jumur Tutor ini baru mulai diterapkan pada tahun
pelajaran 2021-2022. Penggunaan strategi ini didasarkan pada kenyataan bahwa
sebagian besar waktu siswa itu di rumah, terutama di masa pandemi Covid-19
kemarin. Sehingga jika tidak ada dukungan dari lingkungan rumah untuk
pelaksanaan program tahfidz ini, maka kecil kemungkinan akan berhasil. Karena
itu 3 kagiatan dari strategi ini yaitu Sutil Hama dan Jumur semua dilakukan di rumah dan dalam pantauan
orangtua/guru mengaji. Siswa dibekali buku pantauan yang harus ditandatangani
oleh pendamping selama melaksanakan kegiatan Sutil Hama dan Jumur.
Lalu apa peran guru tahfidz di madrasah?
Guru tahfidz di madrasah hanya
mendapatkan bagian 2 jam/minggu di kelas tahfidz. Jika waktu yang hanya sedikit
itu digunakan untuk menunggu hafalan siswa maupun setorannya, tentu akan banyak
terbuang waktunya dan tidak semua siswa dapat tersentuh. Karena itu tugas guru
tahfidz di madrasah dengan 2 jam/minggu itu adalah fokus pada Tahsin maupun
Tashih bacaan siswa pada ayat maupun surat yang menjadi target hafalan siswa di
kelasnya yang harus dapat dibaca oleh siswa dengan benar.
Hasil
Pada bulan Juni 2022 yang lalu adalah
akhir tahun pelajaran 2021/2022, tepat setahun strategi Sutil Hama Jumur
Tutor ini dilaksanakan. Bagaimana hasilnya? Menurut data pengampu tahfidz,
dari seluruh siswa kelas IX yang berjumlah 160, sebanyak 158 (96,8%) siswa
berhasil menyelesaikan hafalan juz 1. Hanya 2 siswa (3,2%) yang tidak berhasil
menyelesaikan sampai akhir juz. Luar biasa !
Posting Komentar untuk "Melejitkan Madrasah Tahfidz dengan Strategi 'SUTIL HAMA JUMUR TUTOR'"