Golongan Darah C
Memangnya ada golongan darah C? Tentu tidak ada ya. Tapi ada dalam cerita saya. Begini kisahnya…
Saya termasuk orang yang sangat takut dengan jarum suntik.
Ada pengalaman traumatic saat saya masih kecil dulu sekitar tahun 70 an akhir
(karena saya lahir tahun 70. Sudah tua ya, he he}. Pada saat itu ‘suntik’
adalah salah satu metode terpopuler untuk pengobatan berbagai penyakit. Bahkan
orang-orang tua dulu kalau ada yang sakit selalu mengatakan ‘mbok disuntikke’
(apa ya terjemahnya?), sehingga saya kecilpun ketika waktu itu sakit juga harus
disuntik.
Apesnya, entah ‘mantri’nya yang kurang pas menusukkan jarum
ke panggul saya atau karena jarumnya yang saya anggap lumayan besar, rasa sakit
itu terasa amat sangat, bahkan berhari-hari rasa linunya masih terasa.
Sejak itu saya mulai takut dengan jarum suntik. Setiap saya
sakit dan mau dipriksake sama bapak, saya selalu minta yang tidak pakai suntik.
Obat saja.
Ternyata trauma terhadap jarum itu terbawa sampai dewasa.
Bahkan ketika saya sudah kuliah dan menikah pun, saya masih takut dengan jarum
suntik. Istri yang kebetulan seorang perawat, sangat paham dengan keadaan saya.
Maka beberapa kali ketika saya mau cek darah, selalu bawa jarum sendiri dari
rumah sakit, dan eksekusi dilakukan di rumah. Supaya tidak ngisin2ni (hee),
Karena harus mengumpulkan keberanian dulu, ambil nafas dalam-dalam, pejamkan
mata, dan tangan saya akan memegang erat istri, entah bagian mana sekenanya.
Bayangkan kalo di rumah sakit diambil suster lain (he..).
Maka sampai saya lulus kuliah pun, bahkan sudah menikah,
saya masih belum tahu golongan darah saya apa, karena memang belum pernah tes
golongan darah. Alasannya sama, takut disuntik, meski hanya sedikit di salah
satu jari.
Sampai terjadi pengalalaman yang memalukan, ketika saya
harus mencari surat keterangan sehat di puskesmas, ditanya oleh petugas tentang
data-data. Berat badan, tinggi badan, sampai golongan darah. Yang terakhir ini
yang agak glagepan, karena saya lupa apa saja golongan darah itu, dan
saya belum pernah melakukan tes golongan darah. Akhirnya saya jawab “kalau
nggak salah C bu”. Bu perawat mungkin agak geli sambil melihat saya tersenyum
masam. “Nggak ada golongan darah C itu, sini tak tes”.
Perawat itu meraih jari saya dan mengambil alat untuk
menusuk jari tengah saya. Seketika jantung saya berdegup, tapi malu mau
menampakkannya. Saya ambil nafas dalam-dalam dan pura-pura kuat dengan tidak
memejamkan mata. Dan…bless. Darah keluar dari jari saya membentuk gumpalan
kecil. Perawat itu mengambilnya dan meletakkan di sebuah kaca. Dengan proses
yang saya kurang paham, akhirnya keluarlah hasilnya…O.
Pembaca yang budiman…
Yang akan saya sampaikan adalah bahwa trauma masa kecil itu
sangat membekas. Bahkan sampai usia yang tidak muda lagi dan sudah menjadi
semacam phobia. Mungkin ada yang bilang lebay, dengan jarum saja takut. Tapi
itulah faktanya. Ada banyak orang di dunia ini yang phobia dengan sesuatu yang
remeh temeh, misalnya tikus, kucing, bahkan mungkin phobia terhadap kapas.
Posting Komentar untuk "Golongan Darah C"